top of page

Our Recent Posts

Tags

No tags yet.

Pulau Besi

Hujan rintik mulai membasahi tanah dan pepohonan di sekitar tempat ini, rasanya begitu damai, sejuk, dan tenang untuk sebuah tempat yang biasa selalu terasa panas.


Aku mulai mengingat beberapa kenanganku semasa di Bandung.

Banyak hal terjadi yang teringat begitu aroma tanah muncul ketika hujan menyapa.


Terkadang kenangan yang ku ingat adalah Bandung yang sama sepinya ketika dilanda hujan, meskipun sepi namun tidak begitu sunyi karena rintik air yang membasahi atap bangunanlah yang membuatnya terasa ramai. Sepi bagiku adalah ketika banyak orang berlalu lalang namun tak ada sepatah kata pun yang terucap karena setiap orang sibuk dengan urusannya masing-masing ketika hujan menyapa.


Kehidupan ku di Sulawesi ini sudah genap 1 minggu. Aku pergi demi sebuah tujuan yaitu, Aku ingin membangun kembali segalanya dari awal. Aku ingin menata kembali kehidupanku yang sebelumnya begitu hampa menjadi lebih terarah.


Umurku 27 tahun dan Aku masih dalam keadaan melajang. Sempat terpikir untuk menikah di umur 25 tahun, namun itu pun karena Aku merasa bahwa jika ku menikah di usia tersebut, mungkin aku sudah bisa membangun keluarga dan bertanggung jawab, tapi pada kenyataannya di usiaku yang sudah memasuki 27 tahun pun, Aku masih tetap saja betah melajang. Ku tak terpikirkan untuk berpacaran sekali pun. Pikirku untuk apa aku pacaran, jika pada akhirnya jika rindu tetap tak bisa bertemu.


Bagiku menggawai sebuah hubungan dengan seseorang bukan lagi tentang menyenangkan atau spesial, namun lebih ke arah "atas dasar apa kamu memilihnya dan kenapa kamu harus memilihnya."


Saat ini Aku ingin segera menikah, meskipun Aku tak tahu dengan siapa Aku menikah suatu saat nanti.


Hujan tak kunjung berhenti dan pikiranku mulai melayang membayangkan hiruk pikuk kota Bandung di tempat yang sepi ini. Membayangkan bagaimana dinginnya suasana di sana sementara raga yang asli merasakan kesejukan juga di tempat yang sedang ku singgahi ini.


Ketika aku menginjakkan kaki di Sulawesi, hawa panas karena daerah yang datar dan minim pegunungan langsung menyapa kulitku, keringat sedikit demi sedikit mulai bercucuran seiring dengan lamanya ku beradaptasi dengan cuaca yang cukup panas ini. Menyusuri setiap jengkal jalan dengan kendaraan dan menikmati suasana yang tidak terlalu ramai karena berada di daerah pinggiran kota. Perlahan suasana sore memudar dan berganti dengan suasana gelapnya malam, rasanya aku tidak percaya jika Aku sudah jauh dari rumah, tadi pagi ku masih berpamitan dengan Ayah dan Ibuku, lalu sekarang aku menikmati malam di tanah yang belum pernah ku datangi untuk pertama kalinya.


Hingga sudah satu minggu dan Aku tak merasa bahwa Aku sudah jauh dari rumah. Karena kemajuan tekhnologi zaman sekaranglah meskipun jarak ku sangat jauh dari rumah, namun Aku masih saja merasa dekat dengan keluargaku dan teman-teman. Ada grup Whatsapp keluarga, dan juga grup whatsapp khusus teman dekat yang tidak pernah sepi dari informasi.


Di saat hujan mulai reda ku mulai lagi pekerjaan ku yang sempat ku tinggalkan tadi untuk melanjutkan tahap selanjutnya. Bekerja di Lab yang sepi dan minim komunikasi adalah habitat yang sempurna untuk kepribadianku yang cenderung Introvert, Aku tidak terbiasa dengan lalu lalang orang banyak dan mendengar percakapan mereka.

Aku senang berada di tempat yang sedikit orang namun bisa saling mengisi kekosongan ketika sepi.


bottom of page